Rabu, 21 Desember 2011

Hari Ibu, Mampukah kita terapkan dalam filosofi kehidupan kita?

Ingatkah anda semua bahwa hari ini diperingati sebagai Hari?

Rasulullah pernah bersabda :
"Andaikata Allah mengizinkan manusia untuk bersujud kepada makhluk selain
Allah, niscaya aku akan menyuruhmu untuk bersujud kepada ibumu"

Ada sebuah cerita menarik yang saya review ulang dengan kosakata yang mungkin sedikit kacau :
Alkisah seorang anak kecil yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) 
Orang tua yang bermata satu itu, kenapa sih ada disini. (pikirnya dalam hati)
Duh, mudah-mudahan orang itu tidak melihatku. Malu kan kalau sampai dilihat teman-teman.

Nak, sini nak. Ibu membawa sedikit jajan untuk kamu. (kata Ibu)
Kenapa sih ibu kesini, malu kan kalau sampai teman-teman tau kalau aku punya ibu sepertimu.
Iya tapi kan sudah sejak lama ibu jualan disini sejak sebelum kamu lahir nak
Terus, ibu kan bisa jualan di tempat lain. Pokoknya aku ndak setuju melihat ibu disini.
Disini ibu cuma membuat takut teman-temanku. Belum lagi, teman-teman yang ndak suka pasti akan mengejekku dengan mata satu ibu yang menakutkan itu.

"Terus berjalan dari waktu ke waktu hingga si anak tumbuh besar, tumbuh dewasa, dan singkat waktu anak tersebut menjadi orang sukses dengan disempurnakan memiliki keluarga baru yang bahagia. Rupanya kebahagian dan keberhasilan yang ia dapat membuatnya semakin menjauh dari ibunya. Hingga akhirnya si anak memutuskan untuk meninggalkan ibunya."

"Di sebuah rumah mewah si anak tersebut benar-benar menikmati kebahagiaan dan kesuksesannya. Semakin terasa kebahagiaannya setelah dikaruniai seorang putra.
10 tahun berlalu. Tuet...tuet...tuet, ada suara bel berbunyi tanda yang menunjukkan kalau ada seseorang yang ingin masuk."

nak, tolong bukakan pintunya liat siapa yang ada di depan pintu gerbang (pinta sang ayah).
ok yah, (anak itu berjalan membukakan pintu)

"Duer....(si ayah kaget melihat anaknya lari ketakutan menutup pintu kembali)
Untuk membunuh rasa penasaran, sang ayah membuka pintu pelan-pelan untuk melihat siapa yang ada di luar pintu gerbang.
Seorang wanita tua renta dengan selongsong baju yang kusut....menatap dengan 1 mata yang terlihat menakutkan bagi anak-anaknya."

Pergi...hust...hust...pergi jangan sampai aku ambil matamu yang satu sehingga kamu tidak bisa melihat lagi. Keberadaanmu benar-benar membuat anak-anakku ketakutan. Tolong jangan ganggu keluarga kami. (kata sang ayah yang sebenarnya anak dari orang bermata satu itu)

"Waktu kembali berjalan dan terus berlalu. Pria tersebut mendapatkan proyek yang kebetulan proyek yang dia kerjakan berdekatan dengan rumah ibunya. Melihat gubug ibunya yang layu, pria tersebut tersentuh untuk sekedar melihat ibunya. Di dekat kamar ibunya yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk sharing dengan Allah, pria tersebut melihat sang ibu sujud dengan memegang sebuah kertas."

"Wahai anakku, ibu benar-benar bahagia melihat kesuksesan dan kebahagiaanmu hingga saat ini. Meski setiap pertemuan kita selalu memukul hatiku, begitu kerasnya pukulan itu sehingga sulit rasanya untuk bernapas. Ketika ibu meninggal kamu tidak perlu bersedih, ibu meninggal dengan bahagia, ibu meninggal dengan bangga, ibu akan terus merasa bahagia melihat kesuksesan dan kebahagiaanmu, itu artinya doa ibu selalu dikabulkan Allah. Doa yang selalu ibu panjatkan dengan air mata sebagai sahabat ibu setiap malam. Sejak kecil ibu hanya bisa membelaimu disaat kamu tidur. Karena ibu tahu kamu tidak akan mau menerima keberadaan ibu. Semua yang ibu lakukan ikhlas untuk kebahagiaanmu. Biaya untuk mencarikan mu makan, biaya untuk sekolah, biaya membeli mainan, biaya untuk segala yang kamu minta secara mendadak....
Total semuanya adalah...... GRATIS...!!!"

"Kalau kamu mau tahu, sekalipun ibu mati, ibu akan tetap hidup di dalam dirimu. Ibu akan senantiasa ada dalam kehidupanmu dengan satu mata yang tertanam di kelopak matamu. Itulah kenapa ibu akan merasa bahagia ketika kamu bahagia, karena ibu dapat melihat kebahagiaanmu dengan satu mata yang ibu berikan untukmu. Dan kalau kamu tahu, satu mata itu pun harganya juga GRATIS.....Ibu tidak akan mampu hidup ketika harus melihat kamu besar dengan hanya bisa menggunakan satu mata. Semoga engkau tetap bahagia ya nak, tenang saja nak rasa sakit hati itu memang menyakitkan, tapi rasa sakit hati ibu cepat hilang dengan segala apa yang kamu dapatkan selama ini.
"

Sering kali kita tidak menyadari apa saja yang ibu perjuangkan untuk kita.
Sering kali kita egois mengeluh tanpa mencoba mendengar keluhan ibu.
Sering kali kita tidak memikirkan apa saja yang dilakukan ibu setiap malam, sementara kita masih tidur nyenyak.
Sering kali lupa untuk mencarikan oleh-oleh untuk menghibur ibu, tanpa membayangkan apa saja yang ibu berikan kepada kita sejak kita masih kecil.

Apa yang kita pikirkan, apa kita pikir kita mampu membalas pertaruhan yang ibu lakukan.
Tidak, tidak akan pernah bisa kita untuk membalasnya.
Yang bisa kita lakukan adalah Birul Walidain (berbuat baik) kepada ibu sampai tiupan nafas terakhirnya.

Artikel Terkait

1 komentar: